A. Daftar Cek Masalah
Daftar Cek Masalah (DCM) adalah sebuah daftar berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan masalah yang diasumsikan biasa dialami oleh individu dalam tingkat perkembangan tertentu. DCM digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh individu, dengan merangsang atau memancing individu untuk mengutarakan masalah yang pernah atau sedang dialaminya.
Dalam hal penulis merancang bentuk DCM sendiri yang merupakan perpaduan dari contoh-contoh DCM yang sudah banyak digunakan di sekolah-sekolah. DCM hasil rancangan penulis ini terdiri dari 240 butir pernyataan dan 3 butir pertanyaan yang terbagi dalam 5 bidang. 4 bidang sesuai dengan bidang bimbingan yakni :
- pribadi,
- sosial,
- belajar dan karir.
Beberapa aspek yang berusaha diungkap lewat DCM ini adalah :
- Kesehatan
- Keadaan Penghidupan
- Rekreasi dan Hobi
- Kehidupan Keluarga
- Agama dan Moral
- Kehidupan Sosial dan Keaktifan Berorganisasi
- Hubungan Pribadi
- Muda-Mudi
- Penyesuaian Terhadap Sekolah
- Masa Depan dan Cita-cita Pendidikan Jabatan
B. Pengertian Metode Inventori (Daftar Cek Masalah/DCM)
Metode Inventori (Daftar Cek Masalah/DCM) adalah suatu metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Setiap pernyataan yang cocok dengan dirinya diisi chek atau tanda-tanda lainnya yang ditetapkan. Sedangkan pernyataan-pernyataan yang tidak cocok dengan dirinya tidak diisi. Metode inventori (Daftar Cek Masalah/DCM) mempunyai persamaan dengan metode kuesioner, yaitu kedua-duanya menggunakan instrumen yang berupa suatu daftar.
Metode inventori (Daftar Cek Masalah/DCM) instrumen berupa pertanyaan yang harus dipilih oleh subyek sesuai dengan keadaan dirinya. Metode inventori (Daftar Cek Masalah/DCM) merupakan salah satu laporan diri atau deskripsi diri yang dipakai untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapai individu secara langsung menggunakan alat-alat tertentu.
C. Kompetensi dan Indikator DCM (Daftar Cek Masalah)
Setelah mempelajari DCM diharapkan peserta bisa memanfaatkan daftar cek sebagai salah satu teknik untuk memahami konseli yang hendak dibimbingnya. Sebagai indikator peserta telah mampu memanfaatkan daftar cek ditunjukkan dalam (a) menyusun daftar cek sesuai tujuan dan subyek yang difahami, (b) mampu melaksanakan asesmen dengan menggunakan daftar cek, (c) mampu melakukan analisis terhadap data hasil daftar cek, dan (d) mampu memanfaatkan data dari daftar cek untuk kepentingan bimbingan.
D. Kelemahan dan Kelebihan Daftar Cek Masalah
1.Kelebihan DCM
- Metode ini dilaksanakan dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditetapkan.
- Pelaksanaan inventori lebih lanjut dapat menimbulkan self kritis pada siswa yang mengisi inventori tersebut.
- Metode inventori merupakan metode pengumpulan data yang cukup efektif, sebab dapat menjaring data yang cukup banyak dalam waktu yang relatif singkat.
2.Kelemahan DCM
- Para siswa hanya memberikan respon dalam bentuk verbal saja.
- Pemgumpulan data terpaksa hanya tergantung kepada kejujuran dan keiklasan para siswa.
- Seringkali subyek tidak memberikan jawaban yang benar karena adanya beberapa alasan.
E.Langkah langkah dalam pembuatan DCM
- Konselor menyiapkan bahan sesuai dengan jumlah siswa
- Konselor benar-benar menguasai petunjuk cara mengerjakan
F. Pelaksanaan
- Mengontrol situasi ruang
- Konselor memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penggunaan tujuan
- Memberikan instruksi terhadap siswa untuk mempersiapkana alat-alat tulis
- Membagikan lembar daftar cek masalah
- Memberikan instruksi kepada siswa untuk menulis identitas diri dan tanggal pelaksanaan daftar cek masalah siswa
- Membacakan petunjuk cara mengerjakan daftar cek masalah
- Memberi contoh cara mengerjakan cek masalah
- Memberikan instruksi cara mengerjakan daftar cek masalah, dan memperingatkan agar siswa mengerjakan dengan tenang, dan teliti, serta memberitahukan bahwa waktu yang disediakan cukup lam kurang lebih satu jam
- Mengontrol apakah para siswa telah mengerjakan daftar cek masalah dengan benar
- Mengumpulkan pekerjaan siswa.
G.Fungsi dari DCM
- Untuk memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah atau sedang dihadapi.
- Untuk mensistimatisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan analisa dan sintesa dengan data yang diperoleh dengan cara/alat lain.
- Untuk menyusun program pelayanan konseling agar sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan siswa.
H.Cara Pengerjaan DCM
- Siswa diminta menuliskan identitasnya secara lengkap sesuai format isian yang disediakan dalam lembarjawab DCM.
- Siswa dipersilahkan membaca item-item yang di dalamnya berisi pernyataan-pernyataan yang mengandung permasalahan-pennasalahan yang biasa dialami oleh individu.
- Siswa diminta menuliskan nomer item pernyataan di lembar jawab, jika masalah tersebut sesuai dengan yang pemah dialami atau sedang dialami
- Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan dengan jujur, dengan memberikan jaminan kerahasiaan akan semua jawabannya
- Menginformasikan bahwa hasil DCM akan dijadikan acuan dalam memberikan layanan (bantuan) pada siswa.
- Waktu yang diberikan pada siswa setara dengan satu jam pelajaran, yakni 40 menit.
I.Pengolahan Hasil Instrumen
Dalam pengolahannya DCM ini dapat dianalisa secara kelompok dan individu, sedangkan aspek yang dianalisa adalah per-butir masalah dan per-topik.
1. Langkah-langkah analisa secara individual adalah sebagai berikut :
a. Menjumlah item yang menjadi masalah individu pada setiap topik masalah
b. Mencari presentasi per-topik masalah dengan cara mencari rasio antara jumlah butir yang menjadi masalah dengan butir topik masalah.
- Nm:Jumlah butir yang menjadi masalah individu dalam setiap Topik
- N :Jumlah butir pada topik masalah tersebut.
c. Mencari jenjang (ranking) masalah dengan cara mengurutkan % topik masalah mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.
d. Mengkonversikan % masalah ke dalam predikat nilai A, B, C, D, dan E sebagai berikut :
- 0 % = A (Baik)
- 1 % -10 % = B (Cukup Baik)
- 11%-25% = C (Cukup)
- 26% - 50 % = D (Kurang)
- 51 % -100 % = E (Kurang Sekali)
2.Langkah-langkah analisa secara kelompok adalah sebagai berikut:
a. Analisa per-butir masalah
- Menjumlahkan banyaknya siswa yang mempunyai butir masalah yang sama un tuk setiap butir.
- Mencari prosentase masalah dengan cara mencari rasio antara banyaknya siswa yang bermasalah untuk butir tertentu dengan jumlah siswa
Nm : Banyaknya siswa yang bermasalah untuk butir tertentu.
N : Banyaknya siswa yang mengerjakan DCM
b. Analisa per-topik masalah
- Harus diketahui jumlah siswa yang mengerjakan DCM
- Harus diketahui jumlah butir yang menjadi masalah siswa (dicek)
- Menghitung Prosentase permasalahan topik
Nm : Jumlah butir masalah yang dicek
N : Jumlah siswa yang mengerjakan DCM
m : Jumlah butir dalam topik masalah
J. Penyampaian Hasil
Hasil dari pengolahan Instrumentasi perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan responden. Dalam penyampaian hasil instrumentasi ini tetap harus menjaga kerahasiaan, tidak boleh disampaikan/diumumkan secara terbuka dan dijadikan pembicaraan umum.
Dalam forum khusus, hasil instrumentasi dapat dijadikan topik bahasan/diskusi, namun tetap harus menjaga kerahasiaan responden (tidak menyebut nama responden).
Dari keseluruhan penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi ini hasil yang diperoleh disampaikan kepada masing-masing responden, dalam bentuk Profil Individual, sedangkan kepada Guru bimbingan dan konseling/Kepala Sekolah diberikan Data rekap dan data pendukung lainnya, sebagai bahan untuk pemberian layanan lebih lanjut.
Penyampaian hasil instrumentasi kepada masing-masing responden akan lebih baik apabila disampiakan secara individual, sehingga konselor dapat berkomunikasi dan menjelaskan isi dari laporan hasil instrumentasi yang akan diberikan dalam bentuk format individual, dan sekaligus bagi siswa yang memiliki permasalahan dapat diberikan penjelasan untuk langkah-langkah tindak lanjut berikutnya
K.Implikasi Hasil Aplikasi Instrumentasi Dalam Pelayanan Konseling
Hasil Aplikasi Instrumentasi pada hakekatnya dapat diaplikasikan dalam seluruh spektrum kegiatan pelayanan konseling, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian dan pengembangannya. Bahkan memungkinkan kegiatan Aplikasi Instrumentasi ini merupakan langkah yang menentukan dalam penentuan pemberian layanan konseling. Secara umum Implikasi hasil Aplikasi Instrumentasi ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan Program Konseling.
Penyusunan program layanan konseling di sekolah, baik program tahunan maupun semesteran seharusnya didasarkan pada data tentang variasi masalah siswa, hasil ulangan/ujian, bakat dan minat serta kecenderungan siswa, dan data lainnya yang kesemuanya terkumpul dalam kegiatan Need Assessment.
Hasil Aplikasi Instrumentasi secara jelas telah menunjukkan berbagai data yang menyangkut kondisi responden, maka akan ditemuka Need Assessment sebagai dasar penyusunan/perencanaan Program Konseling. Dengan data yang lengkap dari Aplikasi Instrumentasi ini dapat dirumuskan Program Konseling secara menyeluruh, untuk setiap kelas, dengan mengacu kepada kebutuhan siswa, baik perorangan maupun kelompok. Pada intinya untuk berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling direncanakan berdasarkan data hasil Need Assessment.
2.Penetapan Peseta Layanan
Berdasarkan data hasil instrumentasi, Konselor dapat menetapkan individu yang perlu mendapat layanan konseling, baik layanan dengan format klasikal, kelompok maupun individual. Kegiatan dengan format lapangan dan “politik” bagi klien tertentu pun dapat direncanakan oleh Konselor dengan mendasarkan pada hasil Aplikasi Instrumentasi ini.
3. Sebagai Isi Layanan
Data yang terungkap dari penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi ini dapat pula menjadi isi dari layanan konseling.Hal ini disebabkan karena dalam penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi khususnya yang mengungkap tentang hubungan sosial (sosiogram), inteligensi, bakat dan minat dapat dijadikan sebagai isi layanan Untuk hal ini diperlukan kecermatan Konselor dalam melihat relevansi antara hasil Aplikasi Instrumentasi dengan kebutuhan Klien dan menggunakannya secara tepat, dengan senantiasa menerapkan asas kerahasiaan sebagaimana mestinya.
4.Tindak lanjut Layanan
Hasil instrumentasi, khususnya hasil evaluasi (laiseg, laijapen dan laijapang) dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi upaya tindak lanjut pelayanan terhadap klien. Kecermatan Konselor terhadap kesesuaian antara hasil evaluasi dan upaya tindak lanjutnya sangat diperlukan.
5.Pengembangan.
Dalam upaya pengembangan layanan konseling, dasar utama yang diperlukan adalah data yang akurat dan handal. Dalam hal ini, data hasil Aplikasi Instrumentasi dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi dapat secara tepat menunjang pengembangan program pelayanan konseling dalam jangka panjang. Dalam hal ini diperlukan berbagai instrumentasi yang komprehensip, dari berbagai kelompok responden dalam jangka waktu yang relatif memadai. Dengan data gabungan tersebut, akan nampak arah pokok yang dapat dijadikan arah dan garis besar pengembangan layanan konseling.
Secara khusus, penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi Daftar Cek Masalah (DCM) yang telah penulis laksanakan, implikasinya dalam layanan konseling dapat dijelaskan bahwa setelah pengolahan data angket DCM ini akan diperoleh suatu gambaran yang berkaitan dengan permasalahan dan kebutuhan nyata siswa, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam merencanakan layanan-layanan yang akan diberikan pada siswa
Sebagai contoh berdasarkan hasil analisa DCM silahkan download pada menu di bawah ini:
- Link Download Alat Ungkap Masalah Siswa
- Link Download Angket Daftar Cek Masalah
Demikian uraian singkat tentang Angket Daftar Cek Masalah (DCM) Guru Bimbingan dan Konseling (BK) semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog kami ini.
Link terkait lainnya:
0 komentar:
Posting Komentar